Arsip

Archive for September, 2011

Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Di Klinik Bersalin

ABSTRAK
    Imunisasi Campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak, dan penyakit ini termasuk penyakit menular. Dari imunisasi yang diharuskan dan dianjurkan di Indonesia salah satunya yaitu imunisasi campak. Data yang menyebutkan kematian akibat campak di Dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 mencapai 777.000 orang, 202.000 diantaranya berasal dari ASEAN. Setiap tahun diperkirakan 30.000 bayi indonesia meninggal karena campak. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan kuesioner, pengetahuan yang diajukan kepada responden, dimana sampel yang digunakan adalah sebanyak 30 responden dan cara pengambilan sample dengan cara Acidental sampling dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia. Pengolahan data dilakukan secara, editing, coding, dan tabulating. Kemudian menganalisa data dengan melihat presentase data yang telah terkumpul disajikan dalam bentuk tabel. Dari hasil penelitian terhadap 30 responden, mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (43,3%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (23,3%) berdasarkan umur mayoritas pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (23,3%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,3%) berdasarkan pendidikan pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (36,7%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (6,7%) berdasarkan paritas pengetahuan cukup sebanyak 9 responden (30%) minoritas responden berpengetahuan baik dan cukup sebanyak 1 responden (3,3%) berdasarkan sumber informasi pengetahuan cukup sebanyak 5 (16,7%) dan minoritas pengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,3%). Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk mengupayakan penyuluhan tentang imunisasi campak kepada ibu-ibu agar membawa bayi mereka untuk imunisasi.
Kata Kunci     : Pengetahuan ibu tentang imunisasi campak.
Referensi    : 13 Referensi (2000 – 2009)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

Imunisasi merupakan salah satu cara  untuk memberikan  kekebalan pada bayi dan  anak  terhadap berbagai penyakit, sehingga dengan imunisasi diharapkan bayi dan   anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat (Aziz, 2008)
Penyakit campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak  termasuk penyakit menular(Aziz, 2008)
Pertumbuhan  dan perkembangan pada anak dapat dicapai  secara optimal  apabila orang tua  melakukan berbagai upaya, sepertio pemberian  uapaya kesehatan,  salah satunya pemeliharaan kesehatan adalah pemberian imunisasi (Yupi, 2004).
Dari imunisasi yang diharuskan dan dianjurkan di Indonesia yaitu BCG, Hepatitis B DPT, Polio, campak (Samik, 2002)
Depkes  menetapkan bahwa ada tujuh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi  yaitu tuerkulosis, difteri, partusis, tetanus,  poliomelitis, campak dan hepatitis
Data yang menyebutkan kematian akibat campak di dunia yang dilaporkan  pada 2002 mencapai 777.000 orang, 202.000 diantaranya dari Aseian, serta 15 % kematian  akibat campak berasal dari Indonesia. Setiap tahun diperkirakan 30.000 anak  Indonesia meninggal karena komplikasi yang diakibatkan campak.
Di Indonesia program imunisasi campak telah  dimulai sejak 1984,  kemudian meningkat sampai 80% pada tahun 1990 dan seterusnya bertahan diatas angka tersebut sampai tahun 2006 (Adelina, Sumut Pos, 2009)
Survey Kependudukan dan Kesehatan Indonesia  (IDHS)  tahun 2002-2003 bahwa hanya 52%  anak yang mendapatkan imunisasi di Sumatera Utara pada tahun 2006 di provinsi tersebut terdapat 3.05 juta  dari 4.9 juta orang anak Indonesia yang berusia di bawah 12 bulan, dan sebanyak 1.6 juta anak diantaranya belum  menerima baik vaksinasi  campak maupun DPT  secara penuh sebelum usia mereka  mencapai 1 tahun. (Harold, 2000)
Dan setelah dilakukan survey  pendahuluan di Klinik Bersalin  desa terdapat 53 orang.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu  Tentang Imunisasi Campak di Klinik Berslain Desa

1.2.    Rumusan Masalah

Berdasarkan   latar belakang diatas maka dapat dirumuskan “Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Tentang  Imunisasi  Campak di Klinik Bersalin Desa Kecamatan Kabupaten Tahun 2011”.

1.3.    Tujuan Penelitian

1.3.1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahun  Ibu Tentang  Imunisasi Campak di Klinik Bersalin  Desa
1.3.2.    Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang imunisasi campak berdasarkan umur di Klinik Bersalin
2.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang  imunisasi campak berdasarkan pendidikan di Klinik Bersalin
3.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang  imunisasi campak berdasarkan pekerjaan di Klinik Bersalin
4.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang  imunisasi campak berdasarkan paritas di Klinik Bersalin
5.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang  imunisasi campak berdasarkan Sumber Informasi di Klinik Bersalin

1.4.    Manfaat Imunisasi
1.4.1.    Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan  masukan bagi tenaga kesehatan  untuk meningkatkan pelayanan  kesehatan sehingga angka penderita campak dapat diturunkan
1.4.2.    Bagi Institut Pendidikan Akademi Kebidanan
Sebagai bahan bacaan atau referensi bagi perpustakaan Akademi Kebidanan Kabupaten
1.4.3.    Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam ilmu yang didapat selama perkulihan mengenai imunisasi campak.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.14
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang pada kehamilan

ABSTRAK
Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam suatu hari yang beranekaragam dan mengandung zat tenaga. Zat pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap memperhatikan kebutuhan zat gizi ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap gizi yang diperlukan pada saat hamil. Penelitian ini bersifat deskriptif  untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada kehamilan di Rumah Bersalin …… tahun 2011. berdasarkan  umur, pendidikan dan paritas data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dengan populasi ibu tentang gizi seimbang pada kehamilan sebanyak 31 responden semua populasi dijadikan sampel (total sampling).
Dari hasil diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (45%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden (19%). Mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (45%) dengan umur 18 – 40 tahun dan minoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden (19,3%) dengan unur 18 – 40 tahun. Dan mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (22,5%) dengan tingkat pendidikan SMA dan minoritas responden berpengetahuan kurang 1 responden (3,2%) dengan tingkat pendidikan SD. Mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 9 responden (29,0%) dengan multipara 1 – 3, minoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 1 responden (3,2%) dengan grande multipara > 3.
Dari hasil penelitian ini dapat dikumpulkan bahwa banyak responden berpengetahuan baik , tetapi lebih diharapkan lagi kepada ibu – ibu hamil agar lebih mengerti lagi tentang manfaat gizi seimbang dan kepada tenaga kesehatan agar lebih aktif lagi dalam memberikan infomasi dan penyuluhan tentang pelaksanaan gizi seimbang.
Kata Kunci     : Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang Pada Kehamilan
Daftar Pustaka    : 11 referensi (2002 – 2011).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Dasar perlunya gizi seimbang bagi ibu hamil pada masa kehamilan merupakan masa terjadinya stress fisiologi pada ibu hamil. Karena masa penyesuaian tubuh ibu terhadap perubahan fungsi tubuh. Ibu hamil sebenarnya sama dengan ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan kuantitasnya ditingkatkan melalui pola makan dengan kebiasaan makan yang baik, pola makan dan kebiasaan makan yang baik disini adalah menu seimbang dengan jenis makan yang bervariasi.
(Purwita Sari, 2009)
    Ibu hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap memperhatikan kebutuhan zat gizi ibu (Ramayulis, 2009)
    Ibu hamil memerlukan gizi, jika mengalami kurang gizi akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Kurang gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi rendah. (Zulhaida. Com, 2005).
    WHO mengatakan kehamilan ibu harus menyediakan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya. Kebutuhan nutrisi wanita hamil banyak mendapat perhatian dari berbagai komite di seluruh Negara. (Derekm 2005).
    Dinegara yang berkembang termasuk Indonesia masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian wanita tidak dapat dipungkiri lagi dari masa kehamilan menjadi saat yang paling berbahaya wanita dalam hidupnya. (Nura, 2002)
     Penyebab tidak langsung dari kematian ibu dari sisi masyarakat antara lain tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, faktor budaya dan peran kaum ibu yang  tidak menguntung kan dan tranportasi resiko kematian ibu makin besar dengan adanya anemia, kekurangan energi kronik (KEK) dan penyakit menular seperti malaria,tuberkolosis (TB) Hepatitis, dan HIV / AIDS Pada tahun 1995 misalnya anemia pada ibu hamil mencapai 51% dan pada ibu nifas 45%, pada tahun 2002   ,17,6% wanita usia subur menederita (Kek). (Siregar 2007).
    Di Sumatera tahun 2001 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak memenuhi asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) sehingga menyebabkan ibu menderita anemia. (Amiruddin, 2007).
    Di daerah pedesaan banyak  ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 23%, secara umum penyebab kurang gizi pada ibu hamil adalah konsumsi makanan yang tidak terpenuhi syarat gizi yang dianjurkan, jarak kehamilan dan persalinan yang berdekatan dan ibu hamil dengan tingkat pendidikan serta pengetahuan yang kurang. Dalam pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama kehamilan. (www,info,Kes,com, 2007).
    Dari hasil survey yang dilakukan di Rumah Bersalin terdapat ibu yang melakukan pemeriksaan ibu hamil secara rutin sebanyak 155 orang dengan rata – rata perbulan 31 orang. Dan yang kurang gizi atau anemia sebanyak  2 (3%).   
Dari latar belakang tersebut diatas maka peneliti ingin mengetahui  “Pengetahuan Gizi Seimbang Pada Kehamilan di Rumah Bersalin tahun 2011.”.

1.2.    Perumusan Masalah
Bagaimana  Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang pada kehamilan di Rumah Bersalin Tahun 2011

1.3.    Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang pada kehamilan di Rumah Bersalin   Tahun 2011
1.3.2 Tujuan Khusus

1.   Untuk mengetahui distribusi Pengetahuan Ibu  Tentang Gizi seimbang  pada kehamilan  di Rumah Bersalin  berdasarkan umur
2.   Untuk mengetahui distribusi Pengetahuan Ibu  Tentang Gizi seimbang pada kehamilan di Rumah Bersalin berdasarkan pendidikan
3.   Untuk mengetahui distribusi Pengetahuan Ibu  Tentang Gizi  Seimbangpada kehamilan di Rumah Bersalin  berdasarkan paritas
1.4.    Manfaat Penelitin
1.4.1    Bagi RB
Sebagai informasi dan bahan bacaan di RB tentang gizi seimbang bagi ibu hamil
1.4.2    Bagi Instansi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau buku bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan 1.4.3    Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam hal yang berkaitan dengan pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.13
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gejala-Gejala Fisik Pada Masa Menopause Di Desa

ABSTRAK
Menurut kesehatan dunia (WHO) setiap tahunnya diperkirakan 25 juta perempuan akan memasuki masa menopause. Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi  yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang bisa diperoleh langsung dari responden dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden dengan jumlah sampel 30 responden. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 14 responden ( 46,7% ) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 7 responden ( 23,3 % ), berdasarkan kelompok umur ditemukan mayoritas berpengetahuan kurang pada umur 50-55 tahun sebanyak 7 responden ( 23,3% ) dan minoritas berpengetahuan baik pada umur 40-45 tahun sebanyak 2 responden ( 6,7% ), berdasarkan pendidikan ditemukan responden berpengetahuan kurang pada pendidikan SD sebanyak 6 responden ( 20% ) dan berpengetahuan baik pada pendidikan SLTA sebanyak 2 responden ( 6,7% ), berdasarkan pekerjaan mayoritas responden berpengetahuan kurang pada pekerjaan IRT 10 responden ( 33,3% ) dan minoritas responden berpengetahuan baik pada pekerjaan wiraswasta 4 responden ( 13,3% ), dan berdasarkan sumber informasi secara langsung sebanyak 7 responden ( 23,3% ), dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 2 responden ( 6,7% ). Untuk itu diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih aktif memberikan penyuluhan kesehatan khususnya pada wanita menopause, agar ibu menopause dapat lebih mengenali dan mengetahui cara mengatasinya sehingga tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan dan aktifitas sehari-hari.
Kata Kunci        : Pengetahuan, Gejala-gejala fisik pada masa menopause
Refesrensi             : 12 ( 2001-2011 )

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Pada wanita yang mengalami periode menopause munculnya simtom-simtom psikologi sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik – fisiologi sebagai akibat dari berkurangnya dan berhentinya produksi hormon estrogen. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan antara lain, merasa cemas, takut, cepat marah, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, tidak berharga, stress dan bahkan ada yang mengalami depresi. (Dewi Lestari, 2010).
Sejak usia 45-55 tahun, jam biologis wanita akan berhenti berdetik, menandakan berakhirnya masa subur dan berkurangnya kadar hormon estrogen serta progesterone. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh wanita yaitu, wajah merah, keringat pada malam hari, rasa sakit dan nyeri, kekeringan pada vagina, masalah kandungan kemih, hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri, kulit kering, gangguan tidur, emosi yang berubah-ubah, perdarahan menstrual yang tidak teratur. (Boy Kesuma, 2009).
Menurut kesehatan dunia (WHO) setiap tahunnya di perkirakan 25 juta perempuan akan memasuki masa menopause, perempuan yang berusia 50 tahun ke atas di perkirakan akan meningkat jumlahnya dari 107 juta menjadi 373 juta dan pada usia pertengahan banyaknya perempuam yang mengkhawatirkan terjadinya menopause karena mereka tahu setiap kaum hawa akan melewati masa-masa menopause akan tetapi banyak perubahan yang terjadi, baik perubahan fisik maupun perubahan mental yang kemudian akan menuntut banyak penyesuaian. (Hardians, 2008).
Di Negara berkembang seperti Amerika Serikat saat ini angka rata-rata harapan hidup bagi wania adalah 82 tahun, meskipun harapan hidup bagi wanita terus meningkat, angka rata-rata menopause setelah perubahan yang monumental saat ini kurang lebih 50 juta wanita. (Marilatif M.D. IAC).
Menurut Dr. Robert Hutabarat, SP.OG dari Rumah Sakit Sumber Waras dalam sebuah seminar tentang menopause, pembagian kelompok berdasarkan dua sikap di atas cukup menentukan kesehatan wanita tersebut untuk masa selanjutnya, menopause yang dialami pada usia 50 an memang hal alami yang akan dilalui setiap wanita yang berhasil mencapai usia tersebut. (Hardians, 2008).
Berdasarkan survey yang dilakukan di Desa Dusun IX Kec. Tuan Kab. Pada tahun 2011 tercatat 30 orang wanita yang menopause, maka dengan alas an di atas peneliti ingin meneliti pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause di Dusun iX Desa Kecamatan Tuan Kabupaten
1.2    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan adalah Bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang Gejala-Gejala Fisik Pada Masa Menopause di Dusun IX Desa Kecamatan Tuan Kabupaten
1.3    Tujuan Peneliaian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahuai gambaran pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause di Dusun IX Desa ……… Kecamatan ……… Tuan Kabupaten ……….
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan umur.
2.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan pendidikan.
3.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan pekerjaan.
4.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan informasi.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah bahan bacaan di perpustakaan Akbid.
1.4.2    Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan sebagai bahan informasi tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause.
1.4.3    Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause.
1.4.4    Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Untuk menambah wawasan, pengetahuan peneliti yang akan datang.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.12
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi

Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) Didesa

ABSTRAK
Program keluarga Berencana ( KB ) sebagai pilar pertama yang mendukung upaya mempercepat penurunan AKI perlu mempertajam sasaran kehamilan yang masuk dalam kategori 4T dan kehamilan yang tidak diinginkan dapt ditekan. Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.Metode ini dilakukan dalam tiga uji klinik.Yang pertama oleh Perez,Kazi,dkk,1995 dan Ramos di Philipina 1996.Menyatakan bahwa rasio kehamilan setiap 100 wanita dalam jangka waktu 6 bulan penggunaan metode tersebut adalah 0,58 diPakistan dan 0,97 di Philipina.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu primipara tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) berdasarkan pengetahuan, umur, pendidikan, dan pekerjaan. Penelitian ini dilakukan di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X-B dengan jumlah responden 35 orang dan seluruhnya dijadikan sample penelitian.Metode yang digunakan bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari ibu primipara melalui kuisioner di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X – B.
    Dari hasil penelitian diperoleh distribusi frekuensi pengetahuan bahwa mayoritas pengetahuan cukup 19 responden ( 54,2 % ) dan minoritas pengetahuan kurang 2 responden ( 5,8 % ).Distribusi frekuensi berdasarkan umur mayoritas berumur 20 – 25 tahun 9 responden ( 47,3 % ) dan minoritas berumur 20 – 25 tahun 1 responden ( 50 % ) dan berumur 26-30 tahun 1 responden ( 50% ). Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan mayoritas pendidikan SLTP 11 responden ( 57,9 % ) dan minoritas pendidikan SD 1 responden ( 7,1 % ). Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan mayoritas IRT 15 responden ( 78,9 % ) dan minoritas karyawan 1 responden ( 7,1 % ), Staff pegawai 1 responden ( 7,1 % ) dan pabrik 1 responden ( 5,3 % ).
    Dengan demikian diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan peranannya dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya metode kontrasepsi ini.
Kata kunci    :Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
Daftar Pustaka           :10 Referensi ( 2000 – 2009 )

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    .Latar Belakang
Menurut World Heald Orfganization (WHO) keefektifan Metode Amenorea Laktasi ini  98 % bagi ibu yang menyusui secara exklusif selama 6 bulan pertama pasca persalinan dan sebelum menstruasi setelah melahirkan. Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu ( ASI ) secara eksklusif,artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman apapun lainnya( Prawirohardjo,2006 ).
Pada dasarnya yang diambil oleh depkes untuk memperlancar penurunan AKI mengacuh pada intervensi strategi empat pilar Safe Mother Hood yaitu : Keluarga Berencana, Pelayanan Ante Natal Care( ANC ),Persalinan yang aman, Pelayanan obstetri essential,Program Keluarga Berencana ( KB ),sebagai pilar pertama yang mendukung upaya mempercepat penurunan AKI perlu mempertajam sasaran kehamilan yang masuk kategori 4T dan kehamilan yang tidak diinginkan dapat ditekan. Sehingga kehamilan yang sangat beresiko dapat dihindari dan terwujud sumber daya manusia ( SDM ) yang berkhualitas dari ibu yang merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilannya,melalui keikut sertaan keluarga sebagai aseptor KB secara rasional.
Dalam mengatur jarak kehamilan yang terhindar dari 4T ( Terlalu muda,tua,sering,dan banyak ).Gerakan keluarga berencana Indonesia menawarkan berbagai macam metode kontrasepsi  diantaranya : kondom,pil,IUD, dan kontrasepsi mantap dengan keuntungan dan kerugian serta efek samping masing – masing yang dapat berpengaruh terhadap produksi air susu ibu menyusui menggunakan kontrasepsi tersebut. Padahal ada metode amenorea laktasi ( MAL ) yang alamiah dan dapat dipergunakan ibu selama menyusui selama 6 bulan pasca persalinan yang tidak mempengaruhi produksi asi.
Keberhasilan metode amenorea laktasi ini juga didasari oleh keberhasilan ibu dalam menyusui secara eksklusif. Untuk itulah ibu menyusui harus diperlukan seorang ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang dasar dari pengetahuan menyusui secara eksklusif sehingga tercapai keefektifan MAL yang tinggi dan optimal.
Penelitian yang paling cermat tentang MAL sebagai metode kontrasepsi telah dilakukan dalam tiga uji klinik. Yang pertama yang dilakukan oleh Perez seperti yang telah disebutkan diatas,Yang kedua yang dilakukan oleh Kazi dkk,1995 diPakistan dan yang ketiga dilakukan oleh Ramos di Philipina 1996. Mereka melaporkan bahwa rasio kehamilan tiap 100 wanita dalam jangka waktu 6 bulan penggunaan metode tersebut secara tepat adalah 0,58 diPakistan dan 0,97 diPhilipina( Nindya,Stepani 2001 ).
Sejumlah study yang diLakukan diNegara – Negara berkembang telah menguji Mal secara  prospektif. Diantara wanita yang tetap amenorea selama 1 tahun ( Tanpa memandang apakah ia menyusui bayinya secara penuh atau tidak sama sekali ) Angka kehamilan adalah 1,12 %.
Kemungkinan besar pada masyarakat yang biasa menyusui jangka panjang merupakan hal yang biasa. Aturan – aturan MAL dapat diperluas melebihi 6 bulan pasca partum karena aktifitas ovarium mengalami penekanan jauh lebih lama ( Glasier,Anna 2006 )
Makin lama ibu menyusui bayinya,makin cenderung bahwa haid akan terjadi kembali selama masa menyusui tersebut, dan mekin cenderung timbul ovulasi yang mendahului haid pertama post partum tapi, makin sering bayi mengisap asi,makin lama kembalinya tertundanya haid ibu.Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa laktasi dapat memberikan perlindungan yang bermakna terhadap kahamilannya. Antara lain bahwa hanya 5 % dari ibu – ibu yang menyusui menjadi hamil lagi dalam waktu 9 bulan setelah melahirkan dibandingkan dengan 75 % ibu – ibu yang tidak menyusui ( Hartanto,Hanafi 2004 ).
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) diDusun VII dan Dusun VIII Desa X – B Kecamatan …….  Kabupaten ……. Tahun 2011”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana “ Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) diDusun VII dan Dusun VIII Desa X- B Kecamatan  Kabupaten Tahun 2011”.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) di Dusun VII dan dusun VIII Desa X- B Kecamatan Kabupaten tahun 2011.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui distribusi gambaran pengetahuan ibu primipara tentang kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) di berdasarkan umur di Dusun VII dan Dusun VIII
2.    Untuk mengetahui distribusi gambaran pengetahuan ibu primipara tentang kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) berdasarkan pendidikan di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X -B Kecamatan Kabupaten Tahun 2011.
3.    Untuk mengetahui distribusi gambaran pengetahuan ibu primipara tentang kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) berdasarkan pekerjaan di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X- B Kecamatan Kabupaten Tahun 2011”.

1.4.Ruang Lingkup
Berdasarkan uaraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kontrasepsi metode Amenorea Laktasi ( MAL ) di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X- B Kecamatan Kabupaten Tahun 2011”.

1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1.Bagi Desa 
Sebagai sumber informasi bagi kepala desa X B Kecamatan Kabupaten Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ).
1.5.2.Bagi Responden
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kesehatan bagi ibu primipara mengenai Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ).
1.5.3.Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan bacaan diperpustakaan Akademi Kebidanan Kabupaten 
1.5.4.Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan bagi peneliti mengenai kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) dalam meningkatkan kesehatan bagi ibu primipara.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.11
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi

Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui Yang Benar di Desa

ABSTRAK
Program peningkatan penggunaan Air Susu Ibu (ASI), khususnya ASI Eksklusif merupakan program perioritas dan telah disepakati pula bahwa pencapaian pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI Eksklusif pada bayi dibawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Beberapa faktor penyebab penurunan ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI, cara menjaga agar ASI yang dihasilkan tetap banyak, dan salah satu faktor penting penyebab penurunan ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang mengakibatkan timbulnya berbagai masalah ketidaknyamanan ibu dalam menyusui bayinya.
Disini penulis melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasca natal tentang menyusui yang benar di Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011. Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan jumlah populasi 25 orang dan menggunakan total sampling. Penelitian ini menggunakan data primer yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden.
Hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui mayoritas adalah berpengetahuan cukup sebanyak 18 orang (72%), berdasarkan umur mayoritas 20 – 30 tahun sebanyak 13 orang (52%), berdasarkan pendidikan mayoritas SMA sebanyak 18 orang (72%), berdasarkan pekerjaan mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 16 orang (64%) dan berdasarkan sumber informasi mayoritas adalah dari tenaga kesehatan sebanyak 18 orang (72%).  
Diharapkan kepada ibu untuk selalu meningkatkan pengetahuannya tentang cara menyusui yang benar agar tidak terjadi masalah dalam menyusui, sehingga dapat memberikan ASI sepenuhnya kepada bayi tanpa mengalami suatu masalah.
Kata Kunci        :  Pengetahuan Ibu Menyusui – Cara Menyusui
Daftar Pustaka        :  16 (1997 – 2010)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

 Menyusui adalah suatu proses yang alamiah namun tetap harus dipelajari bagaimana cara menyusui yang baik dan benar, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik saja tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil, perkembangan spiritual yang baik serta perkembangan sosial yang lebih baik.
 ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 – 6 bulan (Khairuniah , 2004)
Hambatan dalam praktek menyusui adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam cara menyusui dan pentingnya ASI bagi bayi, kurangnya pengetahuan dan pemahaman ini mempengaruhi kesadaran ibu untuk menyusui bayi. Selain itu adanya alasan ibu tidak menyusui bayinya karena merasa ASI-nya tidak cukup, encer, atau tidak keluar sama sekali. Padahal menurut penelitian WHO hanya ada satu dari seribu orang yang tidak bisa menyusui. (Widjaja, 2004)
Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5. Jadi hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif kepada bayinya sampai 4 – 5 bulan, dan rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI ekslusif kurang dari 2 bulan sebanyak 64%. (SDKI tahun 2002-2003).
Untuk daerah Sumatera Utara tahun 2005, angka menyusui ASI eksklusif terhadap bayi di Sumut mencapai 32 persen dan untuk tahun 2011, persentase  ini naik hingga mencapai 34 persen (Kepala Sub Dinas Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dr Kustina).
Di Kabupaten  jumlah pada tahun 2006 ada 35.131 bayi, yang di beri ASI Ekslusif 6.432 atau 18,31% . Di Kecamatan  terdapat 6.975 bayi dengan ASI Ekslusif 987 (14,15%) dan di Desa  dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) 5.275 dan jumlah bayi sebanyak 612 bayi dengan ASI Ekslusif  73 bayi atau 11,92%. (Dinkes Kab. , 2006)
Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya secara alamiah tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roesli, 2000). Untuk itu dalam karya tulis ilmiah ini akan mengangkat topik mengenai Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui yang Benar di Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011.
Pemberian ASI yang baik adalah sesuai kebutuhan bayi istilahnya on demand, kalau ASI diberikan pada saat anak sudah menangis sebenarnya itu sudah terlambat karena membuat bayi tidak nyaman. Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut. Ketepatan waktu saja tidak cukup, tak jarang kegagalan dalam menyusui terjadi. Kegagalan biasanya disebabkan karena tehnik dan posisi yang kurang tepat bukan karena produksi ASI-nya yang sedikit.
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui Yang Benar di Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011”.

1.3    Ruang Lingkup Penelitian
1.    Sifat Penelitian    :    Deskriptif
2.    Subyek Penelitian    :    Ibu Menyusui
3.    Obyek Penelitian    :    Pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar.
4.    Lokasi Penelitian    :    Desa  Kecamatan  Kabupaten 
5.    Waktu Penelitian    :    Januari – Juli 2011
           
1.4    Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar di Desa  Kecamatan  Kabupaten .

1.5    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
1.5.1    Bagi Ibu Menyusui
Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu tentang cara menyusui.
1.5.2    Bagi Tempat Peneliti
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk lebih meningkatkan cara menyusui di Desa Kecamatan  Kabupaten .
1.5.3    Bagi Peneliti
Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai penerapan ilmu yang didapat dengan proses pembelajaran secara nyata dalam membuat karya tulis ilmiah.
1.5.4    Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat melengkapi bacaan di perpustakaan sebagai acuan untuk penelitian sejenis dengan variabel penelitian yang lebih komplek.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.16
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Masa Menopause di Desa

ABSTRAK
    Dalam keadaan yang cukup bervariasi dan individual bagi seorang wanita, folekul telur yang tersisa dalam indung telur (sekitar 8000) mulai lenyap. Peristiwa aneh dan tidak jelas ini terjadi antara 45 – 55 tahun. Dan ada peralihan perlahan-lahan dari aktivitas indung telur yang normal pada tahun-tahun reproduksi ke indung telur yang relatif tidak aktif pada tahun-tahun menopause. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada masa menopause berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan sumber informasi. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuisioner, dengan sampel ibu usia 40 – 54 tahun di Dusun IX Desa  sebanyak 42 responden. Dari hasil peneliti terhadap 42 responden, mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 22 responden( 52,38%), berdasarkan umur mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (33,33%), berdasarkan pendidikan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 15 responden (37,72%), berdasarkan sumber informasi mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 13 responden (30,95%). Dari hasil peneliti diharapkan agar ibu menopause lebih mengembangkan pengetahuannya tentang kebutuhan gizi pada masa menopause dengan memperbanyak sumber informasi seputar kesehatan dan tetap menerapkan pola hidup sehat dengan pemenuhan gizi yang tepat untuk menghindari gangguan-gangguan yang muncul pada masa menopause demi meningkatkan tarif kesehatan ibu.
Kata Kunci            : Kebutuhan Gizi pada Masa Menopause
Referensi                  : 11 Referensi (2005 – 2009)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Dalam keadaan yang cukup bervariasi dan individual bagi seorang wanita. Folikel telur yang tersisa dalam indung telur (sekitar 8000) mulai lenyap. Peristiwa aneh dan tidak jelas ini terjadi antara 45 – 55 tahun. Perempuan itu tiba-tiba, dan ada peralihan perlahan-lahan dari aktivitas indung telur yang normal pada tahun-tahun reproduksi, ke indung telur yang relatif tidak aktif pada tahun-tahun menopause.
(Jones. 2005)
Setiap tahunnya diperkirakan 25 tahun perempuan diseluruh dunia akan memasuki masa menopause. Perempuan yang berusia 50 tahun keatas diperkirakan akan meninggkat jumlahnya. Dari saat ini berjumlah 500 juta diseluruh dunia akan menjadi lebih dari satu miliar pada 2030.
(Ali,2010)
Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir seluruh dunia sekitar 70 – 80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan di Indonesia dari beberapa data tampak bahwa salah satu faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah karena pola makannya. Pola makan wanita Eropa dan Amerika dapat lebih meningkat kadar Estrogen di dalam tubuh di bandingkan dengan wanita Asia, sehingga ketika masa Menopause tiba jumlah estrogen drastis menurun menyebabkan tingginya sindroma menopause. (Kumala Ningsi, 2008)
Saat ini, UHH wanita Indonesia adalah 67 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan UHH orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025. hal ini berarti wanita memiliki kesempatan untuk hidup rata- rata 25 tahun lagi sejak awal menopause. Berbagai upaya perlu dilakukan agar waktu yang cukup lama dijalani dengan semenyenangkan mungkin. (Albiner,2008)
Kesiapan menghadapi menopause menurut dini (2002) mengonsumsi makanan bergizi yaitu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Pemenuhan gizi yang memadai akan sangat membantu dalam menghambat berbagai dampak negatif menopause terhadap kinerja otak, mencegah kulit kering serta berbagai penyakit lainnya. (Francin,dkk,2005)
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses perbaikan (remodelling) diri lagi. Misalnya masa tulang tidak melakukan pembentukan kembali. Meski demikian, setiap orang tetap membutuhkan makanan bergizi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. (Francin, dkk, 2005)
Makan-makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan kebutuhan penduduk untuk hidup lebih berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan usia dan aktivitas.
(Sofianty,2010)
Kelebihan berat badan, kekurangan kalsium, anemia dan kekurangan zat gizi yang lain lebih umum terjadi pada perempuan selama menopause.
(Suryoprajoyo, 2009)
Dengan persiapan diri yang prima akan menopause (dengan mengonsumsi suplemen yang kaya akan fitoestrogen, olah raga secara teratur diet seimbang dengan gizi cukup serta menjaga pikiran tetap positif) maka anda dapat melewati masa menopause tanpa rasa takut dan tetap tampil cantik dan sehat.
(Sofianty, 2010).
    Dan setelah dilakukan survey pendahuluan pada tanggal 8 Mei 2011 di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  terdapat 42 orang ibu yang berusia 40 – 54 tahun.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi pada masa menopause”.
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan “Bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang  Kebutuhan Gizi Pada Masa Menopause di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011”.

1.3     Tujuan Penelitian
1.3.1.   Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Masa Menopause di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011

1.3.2. Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada masa menopause di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011 berdasarkan umur
2.    Untuk mengetahui distrubusi pengetahuan ibu tentang  kebutuhan gizi pada masa menopause di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011 berdasarkan pendidikan
3.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang  kebutuhan gizi pada masa menopause yang didapatkan di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011 berdasarkan sumber informasi

1.4    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
a.    Bagi Dusun IX Desa
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi kepala Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011
b.    Bagi Responden
Sebagai sumber masukan dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya kebutuhan pada masa menopaus.
c.    Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khusunya tentang kebutuhan gizi pada masa menopause, serta penulis dapat mengaplikasikannya dalam ruang lingkup kerja di masyarakat.
d.    Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan diperpustakaan Akademi Kebidanan XXXX Kabupaten .


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.15
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi

Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Di Klinik Bersalin

ABSTRAK
    Imunisasi Campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak, dan penyakit ini termasuk penyakit menular. Dari imunisasi yang diharuskan dan dianjurkan di Indonesia salah satunya yaitu imunisasi campak. Data yang menyebutkan kematian akibat campak di Dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 mencapai 777.000 orang, 202.000 diantaranya berasal dari ASEAN. Setiap tahun diperkirakan 30.000 bayi indonesia meninggal karena campak. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan kuesioner, pengetahuan yang diajukan kepada responden, dimana sampel yang digunakan adalah sebanyak 30 responden dan cara pengambilan sample dengan cara Acidental sampling dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia. Pengolahan data dilakukan secara, editing, coding, dan tabulating. Kemudian menganalisa data dengan melihat presentase data yang telah terkumpul disajikan dalam bentuk tabel. Dari hasil penelitian terhadap 30 responden, mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (43,3%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (23,3%) berdasarkan umur mayoritas pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (23,3%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,3%) berdasarkan pendidikan pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (36,7%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (6,7%) berdasarkan paritas pengetahuan cukup sebanyak 9 responden (30%) minoritas responden berpengetahuan baik dan cukup sebanyak 1 responden (3,3%) berdasarkan sumber informasi pengetahuan cukup sebanyak 5 (16,7%) dan minoritas pengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,3%). Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk mengupayakan penyuluhan tentang imunisasi campak kepada ibu-ibu agar membawa bayi mereka untuk imunisasi.
Kata Kunci     : Pengetahuan ibu tentang imunisasi campak.
Referensi    : 13 Referensi (2000 – 2009)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

Imunisasi merupakan salah satu cara  untuk memberikan  kekebalan pada bayi dan  anak  terhadap berbagai penyakit, sehingga dengan imunisasi diharapkan bayi dan   anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat (Aziz, 2008)
Penyakit campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak  termasuk penyakit menular(Aziz, 2008)
Pertumbuhan  dan perkembangan pada anak dapat dicapai  secara optimal  apabila orang tua  melakukan berbagai upaya, sepertio pemberian  uapaya kesehatan,  salah satunya pemeliharaan kesehatan adalah pemberian imunisasi (Yupi, 2004).
Dari imunisasi yang diharuskan dan dianjurkan di Indonesia yaitu BCG, Hepatitis B DPT, Polio, campak (Samik, 2002)
Depkes  menetapkan bahwa ada tujuh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi  yaitu tuerkulosis, difteri, partusis, tetanus,  poliomelitis, campak dan hepatitis
Data yang menyebutkan kematian akibat campak di dunia yang dilaporkan  pada 2002 mencapai 777.000 orang, 202.000 diantaranya dari Aseian, serta 15 % kematian  akibat campak berasal dari Indonesia. Setiap tahun diperkirakan 30.000 anak  Indonesia meninggal karena komplikasi yang diakibatkan campak.
Di Indonesia program imunisasi campak telah  dimulai sejak 1984,  kemudian meningkat sampai 80% pada tahun 1990 dan seterusnya bertahan diatas angka tersebut sampai tahun 2006 (Adelina, Sumut Pos, 2009)
Survey Kependudukan dan Kesehatan Indonesia  (IDHS)  tahun 2002-2003 bahwa hanya 52%  anak yang mendapatkan imunisasi di Sumatera Utara pada tahun 2006 di provinsi tersebut terdapat 3.05 juta  dari 4.9 juta orang anak Indonesia yang berusia di bawah 12 bulan, dan sebanyak 1.6 juta anak diantaranya belum  menerima baik vaksinasi  campak maupun DPT  secara penuh sebelum usia mereka  mencapai 1 tahun. (Harold, 2000)
Dan setelah dilakukan survey  pendahuluan di Klinik Bersalin  desa terdapat 53 orang.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu  Tentang Imunisasi Campak di Klinik Berslain Desa

1.2.    Rumusan Masalah

Berdasarkan   latar belakang diatas maka dapat dirumuskan “Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Tentang  Imunisasi  Campak di Klinik Bersalin Desa Kecamatan Kabupaten Tahun 2011”.

1.3.    Tujuan Penelitian

1.3.1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahun  Ibu Tentang  Imunisasi Campak di Klinik Bersalin  Desa
1.3.2.    Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang imunisasi campak berdasarkan umur di Klinik Bersalin
2.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang  imunisasi campak berdasarkan pendidikan di Klinik Bersalin
3.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang  imunisasi campak berdasarkan pekerjaan di Klinik Bersalin
4.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang  imunisasi campak berdasarkan paritas di Klinik Bersalin
5.    Untuk mengetahui  distribusi  pengetahuan  ibu tentang  imunisasi campak berdasarkan Sumber Informasi di Klinik Bersalin

1.4.    Manfaat Imunisasi
1.4.1.    Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan  masukan bagi tenaga kesehatan  untuk meningkatkan pelayanan  kesehatan sehingga angka penderita campak dapat diturunkan
1.4.2.    Bagi Institut Pendidikan Akademi Kebidanan
Sebagai bahan bacaan atau referensi bagi perpustakaan Akademi Kebidanan Kabupaten
1.4.3.    Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam ilmu yang didapat selama perkulihan mengenai imunisasi campak.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.14
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang pada kehamilan

ABSTRAK
Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam suatu hari yang beranekaragam dan mengandung zat tenaga. Zat pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap memperhatikan kebutuhan zat gizi ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap gizi yang diperlukan pada saat hamil. Penelitian ini bersifat deskriptif  untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada kehamilan di Rumah Bersalin …… tahun 2011. berdasarkan  umur, pendidikan dan paritas data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dengan populasi ibu tentang gizi seimbang pada kehamilan sebanyak 31 responden semua populasi dijadikan sampel (total sampling).
Dari hasil diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (45%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden (19%). Mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (45%) dengan umur 18 – 40 tahun dan minoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden (19,3%) dengan unur 18 – 40 tahun. Dan mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (22,5%) dengan tingkat pendidikan SMA dan minoritas responden berpengetahuan kurang 1 responden (3,2%) dengan tingkat pendidikan SD. Mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 9 responden (29,0%) dengan multipara 1 – 3, minoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 1 responden (3,2%) dengan grande multipara > 3.
Dari hasil penelitian ini dapat dikumpulkan bahwa banyak responden berpengetahuan baik , tetapi lebih diharapkan lagi kepada ibu – ibu hamil agar lebih mengerti lagi tentang manfaat gizi seimbang dan kepada tenaga kesehatan agar lebih aktif lagi dalam memberikan infomasi dan penyuluhan tentang pelaksanaan gizi seimbang.
Kata Kunci     : Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang Pada Kehamilan
Daftar Pustaka    : 11 referensi (2002 – 2011).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Dasar perlunya gizi seimbang bagi ibu hamil pada masa kehamilan merupakan masa terjadinya stress fisiologi pada ibu hamil. Karena masa penyesuaian tubuh ibu terhadap perubahan fungsi tubuh. Ibu hamil sebenarnya sama dengan ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan kuantitasnya ditingkatkan melalui pola makan dengan kebiasaan makan yang baik, pola makan dan kebiasaan makan yang baik disini adalah menu seimbang dengan jenis makan yang bervariasi.
(Purwita Sari, 2009)
    Ibu hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap memperhatikan kebutuhan zat gizi ibu (Ramayulis, 2009)
    Ibu hamil memerlukan gizi, jika mengalami kurang gizi akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Kurang gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi rendah. (Zulhaida. Com, 2005).
    WHO mengatakan kehamilan ibu harus menyediakan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya. Kebutuhan nutrisi wanita hamil banyak mendapat perhatian dari berbagai komite di seluruh Negara. (Derekm 2005).
    Dinegara yang berkembang termasuk Indonesia masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian wanita tidak dapat dipungkiri lagi dari masa kehamilan menjadi saat yang paling berbahaya wanita dalam hidupnya. (Nura, 2002)
     Penyebab tidak langsung dari kematian ibu dari sisi masyarakat antara lain tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, faktor budaya dan peran kaum ibu yang  tidak menguntung kan dan tranportasi resiko kematian ibu makin besar dengan adanya anemia, kekurangan energi kronik (KEK) dan penyakit menular seperti malaria,tuberkolosis (TB) Hepatitis, dan HIV / AIDS Pada tahun 1995 misalnya anemia pada ibu hamil mencapai 51% dan pada ibu nifas 45%, pada tahun 2002   ,17,6% wanita usia subur menederita (Kek). (Siregar 2007).
    Di Sumatera tahun 2001 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak memenuhi asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) sehingga menyebabkan ibu menderita anemia. (Amiruddin, 2007).
    Di daerah pedesaan banyak  ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 23%, secara umum penyebab kurang gizi pada ibu hamil adalah konsumsi makanan yang tidak terpenuhi syarat gizi yang dianjurkan, jarak kehamilan dan persalinan yang berdekatan dan ibu hamil dengan tingkat pendidikan serta pengetahuan yang kurang. Dalam pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama kehamilan. (www,info,Kes,com, 2007).
    Dari hasil survey yang dilakukan di Rumah Bersalin terdapat ibu yang melakukan pemeriksaan ibu hamil secara rutin sebanyak 155 orang dengan rata – rata perbulan 31 orang. Dan yang kurang gizi atau anemia sebanyak  2 (3%).   
Dari latar belakang tersebut diatas maka peneliti ingin mengetahui  “Pengetahuan Gizi Seimbang Pada Kehamilan di Rumah Bersalin tahun 2011.”.

1.2.    Perumusan Masalah
Bagaimana  Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang pada kehamilan di Rumah Bersalin Tahun 2011

1.3.    Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang pada kehamilan di Rumah Bersalin   Tahun 2011
1.3.2 Tujuan Khusus

1.   Untuk mengetahui distribusi Pengetahuan Ibu  Tentang Gizi seimbang  pada kehamilan  di Rumah Bersalin  berdasarkan umur
2.   Untuk mengetahui distribusi Pengetahuan Ibu  Tentang Gizi seimbang pada kehamilan di Rumah Bersalin berdasarkan pendidikan
3.   Untuk mengetahui distribusi Pengetahuan Ibu  Tentang Gizi  Seimbangpada kehamilan di Rumah Bersalin  berdasarkan paritas
1.4.    Manfaat Penelitin
1.4.1    Bagi RB
Sebagai informasi dan bahan bacaan di RB tentang gizi seimbang bagi ibu hamil
1.4.2    Bagi Instansi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau buku bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan 1.4.3    Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam hal yang berkaitan dengan pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.13
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gejala-Gejala Fisik Pada Masa Menopause Di Desa

ABSTRAK
Menurut kesehatan dunia (WHO) setiap tahunnya diperkirakan 25 juta perempuan akan memasuki masa menopause. Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi  yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang bisa diperoleh langsung dari responden dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden dengan jumlah sampel 30 responden. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 14 responden ( 46,7% ) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 7 responden ( 23,3 % ), berdasarkan kelompok umur ditemukan mayoritas berpengetahuan kurang pada umur 50-55 tahun sebanyak 7 responden ( 23,3% ) dan minoritas berpengetahuan baik pada umur 40-45 tahun sebanyak 2 responden ( 6,7% ), berdasarkan pendidikan ditemukan responden berpengetahuan kurang pada pendidikan SD sebanyak 6 responden ( 20% ) dan berpengetahuan baik pada pendidikan SLTA sebanyak 2 responden ( 6,7% ), berdasarkan pekerjaan mayoritas responden berpengetahuan kurang pada pekerjaan IRT 10 responden ( 33,3% ) dan minoritas responden berpengetahuan baik pada pekerjaan wiraswasta 4 responden ( 13,3% ), dan berdasarkan sumber informasi secara langsung sebanyak 7 responden ( 23,3% ), dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 2 responden ( 6,7% ). Untuk itu diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih aktif memberikan penyuluhan kesehatan khususnya pada wanita menopause, agar ibu menopause dapat lebih mengenali dan mengetahui cara mengatasinya sehingga tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan dan aktifitas sehari-hari.
Kata Kunci        : Pengetahuan, Gejala-gejala fisik pada masa menopause
Refesrensi             : 12 ( 2001-2011 )

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Pada wanita yang mengalami periode menopause munculnya simtom-simtom psikologi sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik – fisiologi sebagai akibat dari berkurangnya dan berhentinya produksi hormon estrogen. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan antara lain, merasa cemas, takut, cepat marah, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, tidak berharga, stress dan bahkan ada yang mengalami depresi. (Dewi Lestari, 2010).
Sejak usia 45-55 tahun, jam biologis wanita akan berhenti berdetik, menandakan berakhirnya masa subur dan berkurangnya kadar hormon estrogen serta progesterone. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh wanita yaitu, wajah merah, keringat pada malam hari, rasa sakit dan nyeri, kekeringan pada vagina, masalah kandungan kemih, hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri, kulit kering, gangguan tidur, emosi yang berubah-ubah, perdarahan menstrual yang tidak teratur. (Boy Kesuma, 2009).
Menurut kesehatan dunia (WHO) setiap tahunnya di perkirakan 25 juta perempuan akan memasuki masa menopause, perempuan yang berusia 50 tahun ke atas di perkirakan akan meningkat jumlahnya dari 107 juta menjadi 373 juta dan pada usia pertengahan banyaknya perempuam yang mengkhawatirkan terjadinya menopause karena mereka tahu setiap kaum hawa akan melewati masa-masa menopause akan tetapi banyak perubahan yang terjadi, baik perubahan fisik maupun perubahan mental yang kemudian akan menuntut banyak penyesuaian. (Hardians, 2008).
Di Negara berkembang seperti Amerika Serikat saat ini angka rata-rata harapan hidup bagi wania adalah 82 tahun, meskipun harapan hidup bagi wanita terus meningkat, angka rata-rata menopause setelah perubahan yang monumental saat ini kurang lebih 50 juta wanita. (Marilatif M.D. IAC).
Menurut Dr. Robert Hutabarat, SP.OG dari Rumah Sakit Sumber Waras dalam sebuah seminar tentang menopause, pembagian kelompok berdasarkan dua sikap di atas cukup menentukan kesehatan wanita tersebut untuk masa selanjutnya, menopause yang dialami pada usia 50 an memang hal alami yang akan dilalui setiap wanita yang berhasil mencapai usia tersebut. (Hardians, 2008).
Berdasarkan survey yang dilakukan di Desa Dusun IX Kec. Tuan Kab. Pada tahun 2011 tercatat 30 orang wanita yang menopause, maka dengan alas an di atas peneliti ingin meneliti pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause di Dusun iX Desa Kecamatan Tuan Kabupaten
1.2    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan adalah Bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang Gejala-Gejala Fisik Pada Masa Menopause di Dusun IX Desa Kecamatan Tuan Kabupaten
1.3    Tujuan Peneliaian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahuai gambaran pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause di Dusun IX Desa ……… Kecamatan ……… Tuan Kabupaten ……….
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan umur.
2.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan pendidikan.
3.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan pekerjaan.
4.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan informasi.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah bahan bacaan di perpustakaan Akbid.
1.4.2    Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan sebagai bahan informasi tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause.
1.4.3    Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause.
1.4.4    Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Untuk menambah wawasan, pengetahuan peneliti yang akan datang.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.12
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi

Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) Didesa

ABSTRAK
Program keluarga Berencana ( KB ) sebagai pilar pertama yang mendukung upaya mempercepat penurunan AKI perlu mempertajam sasaran kehamilan yang masuk dalam kategori 4T dan kehamilan yang tidak diinginkan dapt ditekan. Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.Metode ini dilakukan dalam tiga uji klinik.Yang pertama oleh Perez,Kazi,dkk,1995 dan Ramos di Philipina 1996.Menyatakan bahwa rasio kehamilan setiap 100 wanita dalam jangka waktu 6 bulan penggunaan metode tersebut adalah 0,58 diPakistan dan 0,97 di Philipina.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu primipara tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) berdasarkan pengetahuan, umur, pendidikan, dan pekerjaan. Penelitian ini dilakukan di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X-B dengan jumlah responden 35 orang dan seluruhnya dijadikan sample penelitian.Metode yang digunakan bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari ibu primipara melalui kuisioner di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X – B.
    Dari hasil penelitian diperoleh distribusi frekuensi pengetahuan bahwa mayoritas pengetahuan cukup 19 responden ( 54,2 % ) dan minoritas pengetahuan kurang 2 responden ( 5,8 % ).Distribusi frekuensi berdasarkan umur mayoritas berumur 20 – 25 tahun 9 responden ( 47,3 % ) dan minoritas berumur 20 – 25 tahun 1 responden ( 50 % ) dan berumur 26-30 tahun 1 responden ( 50% ). Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan mayoritas pendidikan SLTP 11 responden ( 57,9 % ) dan minoritas pendidikan SD 1 responden ( 7,1 % ). Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan mayoritas IRT 15 responden ( 78,9 % ) dan minoritas karyawan 1 responden ( 7,1 % ), Staff pegawai 1 responden ( 7,1 % ) dan pabrik 1 responden ( 5,3 % ).
    Dengan demikian diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan peranannya dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya metode kontrasepsi ini.
Kata kunci    :Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
Daftar Pustaka           :10 Referensi ( 2000 – 2009 )

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    .Latar Belakang
Menurut World Heald Orfganization (WHO) keefektifan Metode Amenorea Laktasi ini  98 % bagi ibu yang menyusui secara exklusif selama 6 bulan pertama pasca persalinan dan sebelum menstruasi setelah melahirkan. Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu ( ASI ) secara eksklusif,artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman apapun lainnya( Prawirohardjo,2006 ).
Pada dasarnya yang diambil oleh depkes untuk memperlancar penurunan AKI mengacuh pada intervensi strategi empat pilar Safe Mother Hood yaitu : Keluarga Berencana, Pelayanan Ante Natal Care( ANC ),Persalinan yang aman, Pelayanan obstetri essential,Program Keluarga Berencana ( KB ),sebagai pilar pertama yang mendukung upaya mempercepat penurunan AKI perlu mempertajam sasaran kehamilan yang masuk kategori 4T dan kehamilan yang tidak diinginkan dapat ditekan. Sehingga kehamilan yang sangat beresiko dapat dihindari dan terwujud sumber daya manusia ( SDM ) yang berkhualitas dari ibu yang merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilannya,melalui keikut sertaan keluarga sebagai aseptor KB secara rasional.
Dalam mengatur jarak kehamilan yang terhindar dari 4T ( Terlalu muda,tua,sering,dan banyak ).Gerakan keluarga berencana Indonesia menawarkan berbagai macam metode kontrasepsi  diantaranya : kondom,pil,IUD, dan kontrasepsi mantap dengan keuntungan dan kerugian serta efek samping masing – masing yang dapat berpengaruh terhadap produksi air susu ibu menyusui menggunakan kontrasepsi tersebut. Padahal ada metode amenorea laktasi ( MAL ) yang alamiah dan dapat dipergunakan ibu selama menyusui selama 6 bulan pasca persalinan yang tidak mempengaruhi produksi asi.
Keberhasilan metode amenorea laktasi ini juga didasari oleh keberhasilan ibu dalam menyusui secara eksklusif. Untuk itulah ibu menyusui harus diperlukan seorang ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang dasar dari pengetahuan menyusui secara eksklusif sehingga tercapai keefektifan MAL yang tinggi dan optimal.
Penelitian yang paling cermat tentang MAL sebagai metode kontrasepsi telah dilakukan dalam tiga uji klinik. Yang pertama yang dilakukan oleh Perez seperti yang telah disebutkan diatas,Yang kedua yang dilakukan oleh Kazi dkk,1995 diPakistan dan yang ketiga dilakukan oleh Ramos di Philipina 1996. Mereka melaporkan bahwa rasio kehamilan tiap 100 wanita dalam jangka waktu 6 bulan penggunaan metode tersebut secara tepat adalah 0,58 diPakistan dan 0,97 diPhilipina( Nindya,Stepani 2001 ).
Sejumlah study yang diLakukan diNegara – Negara berkembang telah menguji Mal secara  prospektif. Diantara wanita yang tetap amenorea selama 1 tahun ( Tanpa memandang apakah ia menyusui bayinya secara penuh atau tidak sama sekali ) Angka kehamilan adalah 1,12 %.
Kemungkinan besar pada masyarakat yang biasa menyusui jangka panjang merupakan hal yang biasa. Aturan – aturan MAL dapat diperluas melebihi 6 bulan pasca partum karena aktifitas ovarium mengalami penekanan jauh lebih lama ( Glasier,Anna 2006 )
Makin lama ibu menyusui bayinya,makin cenderung bahwa haid akan terjadi kembali selama masa menyusui tersebut, dan mekin cenderung timbul ovulasi yang mendahului haid pertama post partum tapi, makin sering bayi mengisap asi,makin lama kembalinya tertundanya haid ibu.Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa laktasi dapat memberikan perlindungan yang bermakna terhadap kahamilannya. Antara lain bahwa hanya 5 % dari ibu – ibu yang menyusui menjadi hamil lagi dalam waktu 9 bulan setelah melahirkan dibandingkan dengan 75 % ibu – ibu yang tidak menyusui ( Hartanto,Hanafi 2004 ).
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) diDusun VII dan Dusun VIII Desa X – B Kecamatan …….  Kabupaten ……. Tahun 2011”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana “ Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) diDusun VII dan Dusun VIII Desa X- B Kecamatan  Kabupaten Tahun 2011”.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) di Dusun VII dan dusun VIII Desa X- B Kecamatan Kabupaten tahun 2011.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui distribusi gambaran pengetahuan ibu primipara tentang kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) di berdasarkan umur di Dusun VII dan Dusun VIII
2.    Untuk mengetahui distribusi gambaran pengetahuan ibu primipara tentang kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) berdasarkan pendidikan di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X -B Kecamatan Kabupaten Tahun 2011.
3.    Untuk mengetahui distribusi gambaran pengetahuan ibu primipara tentang kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) berdasarkan pekerjaan di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X- B Kecamatan Kabupaten Tahun 2011”.

1.4.Ruang Lingkup
Berdasarkan uaraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kontrasepsi metode Amenorea Laktasi ( MAL ) di Dusun VII dan Dusun VIII Desa X- B Kecamatan Kabupaten Tahun 2011”.

1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1.Bagi Desa 
Sebagai sumber informasi bagi kepala desa X B Kecamatan Kabupaten Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ).
1.5.2.Bagi Responden
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kesehatan bagi ibu primipara mengenai Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ).
1.5.3.Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan bacaan diperpustakaan Akademi Kebidanan Kabupaten 
1.5.4.Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan bagi peneliti mengenai kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) dalam meningkatkan kesehatan bagi ibu primipara.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.11
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

Kategori:kti-skripsi